REPUBLIKA.CO.ID, DANAU SELIGER-- Presiden Rusia Vladimir Putin
Jumat mengatakan bahwa pasukan bersenjata Moskow yang dilengkapi dengan
persenjataan nuklir siap untuk membalas agresi negara-negara lain.
"Jangan macam-macam dengan kami demi kebaikan semua negara," kata Putin saat menyampaikan pidato dalam acara perkemahan pramuka pro-Kremlin di Danau Seliger, Moskow.
Putin mengatakan bahwa pengambil-alihan Krimea oleh Rusia pada Maret lalu adalah langkah penting untuk menyelamatkan populasi warga berbahasa Rusia di wilayah itu dari kekerasan pemerintahan Ukraina. Dia juga menjelaskan bahwa pemberontakan oleh kelompok pro-Rusia di wilayah timur Ukraina adalah konsekuensi logis dari tindakan pemerintah di Kiev yang menolak upaya perundingan.
Ukraina sendiri menuduh Rusia mengirim pasukan dan persenjataan untuk membantu kelompok separatis dalam konflik yang menewaskan 2.000 orang itu. Putin pada Jumat membantah tuduhan itu. "Rusia tidak pernah terlibat dalam konflik berskala besar," kata Putin.
"Kami tidak menginginkan hal itu dan kami tidak berencana melakukannya. Namun di sisi lain kami juga siap membalas agresi terhadap Rusia dan oleh karena itu negara-negara lain harus memahami.. bahwa langkah terbaik adalah tidak macam-macam dengan kami," kata Putin.
"Saya bersyukur tidak ada negara yang berani memulai konflik besar-besaran dengan Rusia. Saya ingin mengingatkan kalian bahwa negara ini masih merupakan negara berkekuatan nuklir terkuat," kata dia.
Di sisi lain, Putin juga menyalahkan Amerika Serikat dan Uni Eropa karena menggulingkan secara tidak konstitusional presiden Ukraina pro-Moskow, Viktor Yanukovich, dan menggantinya dengan pemerintahan pro-Barat.
Dia mengatakan bahwa masyarakat di bagian timur Ukraina tidak setuju atas penggulingan Yanukovich dan sekarang menjadi korban kekejaman tentara militer pemerintah. "Desa-desa kecil dan kota-kota besar tengah dikepung oleh tentara Ukraina.
Pasukan itu sengaja menembaki area pemukiman untuk menghancurkan infrastruktur. Hal itu mengingatkan saya atas peristiwa pada Perang Dunia II di mana pemerintahan fasis Jerman mengepung kota-kota di sini, kata Putin.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID
"Jangan macam-macam dengan kami demi kebaikan semua negara," kata Putin saat menyampaikan pidato dalam acara perkemahan pramuka pro-Kremlin di Danau Seliger, Moskow.
Putin mengatakan bahwa pengambil-alihan Krimea oleh Rusia pada Maret lalu adalah langkah penting untuk menyelamatkan populasi warga berbahasa Rusia di wilayah itu dari kekerasan pemerintahan Ukraina. Dia juga menjelaskan bahwa pemberontakan oleh kelompok pro-Rusia di wilayah timur Ukraina adalah konsekuensi logis dari tindakan pemerintah di Kiev yang menolak upaya perundingan.
Ukraina sendiri menuduh Rusia mengirim pasukan dan persenjataan untuk membantu kelompok separatis dalam konflik yang menewaskan 2.000 orang itu. Putin pada Jumat membantah tuduhan itu. "Rusia tidak pernah terlibat dalam konflik berskala besar," kata Putin.
"Kami tidak menginginkan hal itu dan kami tidak berencana melakukannya. Namun di sisi lain kami juga siap membalas agresi terhadap Rusia dan oleh karena itu negara-negara lain harus memahami.. bahwa langkah terbaik adalah tidak macam-macam dengan kami," kata Putin.
"Saya bersyukur tidak ada negara yang berani memulai konflik besar-besaran dengan Rusia. Saya ingin mengingatkan kalian bahwa negara ini masih merupakan negara berkekuatan nuklir terkuat," kata dia.
Di sisi lain, Putin juga menyalahkan Amerika Serikat dan Uni Eropa karena menggulingkan secara tidak konstitusional presiden Ukraina pro-Moskow, Viktor Yanukovich, dan menggantinya dengan pemerintahan pro-Barat.
Dia mengatakan bahwa masyarakat di bagian timur Ukraina tidak setuju atas penggulingan Yanukovich dan sekarang menjadi korban kekejaman tentara militer pemerintah. "Desa-desa kecil dan kota-kota besar tengah dikepung oleh tentara Ukraina.
Pasukan itu sengaja menembaki area pemukiman untuk menghancurkan infrastruktur. Hal itu mengingatkan saya atas peristiwa pada Perang Dunia II di mana pemerintahan fasis Jerman mengepung kota-kota di sini, kata Putin.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID