(VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
Tiga kapal patroli Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, KRI
Barakuda 633, KRI Todak 631, dan KRI Sultan Hasanudin 366, Jumat 5
Desember 2014, merapat ke Perairan Anambas, Riau.
Kapal patroli
ini langsung menurunkan jangkar. Saat itu masih subuh, sekitar pukul
05.00 WIB. Tiga kapal ini punya rencana; menenggelamkan kapal asing
milik nelayan Vietnam yang mencuri di laut Indonesia.
Pukul 8.00
WIB, tiga kapal patroli ini bergerak. Menuju lokasi penenggelaman. Di
antara Pulau Tanjung Pedas dan Pulau Desa Lingai, Kabupaten Kepulauan
Anambas. Kedalaman laut di situ sekitar 45-60 meter.
Setiba di
sana, sudah ada tiga kapal asing itu. Kapal-kapal asing itu didorong
dari Pulau Tarempa, setelah ditangkap beberapa hari lalu karena
kedapatan memasuki wilayah perairan Indonesia dan mencuri ikan.
Rombongan kapal patroli
TNI AL kemudian berhenti, sekitar 200 meter dari sasaran. Kapal Bintang
Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), juga ikut dalam
rombongan.
Rupanya, kapal inilah yang menjadi eksekutor untuk
menembakkan tiga kapal asing itu. Pukul 10.20 WIB, Kapal Bintang Laut
meluncurkan peluru dari senjata mesinnya ke arah tiga kapal itu.
Tidak
cukup diberondong senjata mesin, 15 menit kemudian satu kapal perang
milik Komando Pasukan Katak mendekati tiga kapal asing itu.
Beberapa anggota Kopaska
menaiki tiga kapal asing itu. Mereka memasang detonator. Setelah
memastikan detonator terpasang, para anggota Kopaska pun kembali ke
kapal mereka.
Panglima Komando RI Armada wilayah Barat, Laksamana
Muda Widodo dari atas KRI Sultan Hasanuddin 366, tak lama memberi
komando untuk meledakkan kapal asing itu satu persatu. Satu persatu
kapal meledak. Bum!
Aksi peledakan itu disaksikan langsung
beberapa petinggi TNI AL, pejabat daerah, serta sejumlah wartawan, yang
menumpang KRI Sultan Hasanuddin 366.
Sumber : VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar