Imam Nahrawi (Foto: Antara)
Imam Nahrawi resmi ditunjuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia dalam Kabinet Kerja Jokowi JK
periode 2014-2019. Sekjen PKB ini masuk sebagai ‘profesional partai’
yang dijanjikan Joko Widodo. Dengan adanya agenda Asian Games 2018 dan
berbagai masalah olahraga nasional, apakah Nahrawi mampu mengemban tugas Menpora?
Imam Nahrawi lebih dikenal dengan sepak terjangnya di dunia politik.
Ia sudah dua periode menjadi anggota MPR RI secara beruntun. Pengalaman
organisasinya cukup matang. Nahrawi pernah berstatus Ketua Umum PMII
Jawa Timur dan Ketua Umum DKN Garda Bangsa.
Banyak harapan yang disematkan pada Nahrawi. Misalnya dari E.F Hamidi, Sekjen KONI. Dikatakannya kepada Antara, “Kami berharap menteri Menpora dapat mampu belajar dengan cepat mengenai perkembangan pemuda dan olahraga ke depan. Serta harus cepat bekerja.
Secara tersirat, Imam Nahrawi kurang memiliki pengalaman berarti
dalam pembinaan olahraga daerah dan nasional. Oleh karenanya, target
Indonesia berprestasi di Asian Games 2018 kala ia menjadi Menpora,
dianggap sesuatu yang kurang relevan.
Legenda Tenis, Yayuk Basuki yang sekarang menjadi anggota DPR
mengungkapkan kegelisahannya atas penunjukan Nahrawi. Disebutkannya,
“Aku no comment deh, pesimis aja. Sepertinya pemimpin kita tidak serius
ingin memperbaiki olah raga.”
Tantangan besar bagi Imam Nahrawi tidak hanya datang dari ajang Asian
Games semata. Banyak cabang olahraga yang sedang mengalami kemunduran.
Jika tidak, prestasi yang stagnan.
Kebijakan yang tepat bisa mengubah pesimisme publik pada sosok
Menpora yang baru. Namun jika gagal, suara miring bahwa Nahrawi masuk
hanya untuk memenuhi kuota parpol bisa terdengar lantang.
Biodata Imam Nahrawi :
Nama : H. Imam Nahrawi, S.Ag
Tempat/ Tggl Lhr : Bangkalan, 8 Juli 1973, Jawa Timur
Pendidikan
– SDN Bandung Bangkalan tahun 1980-1986
– SMPN Konang Bangkalan tahun 1986-1989
– MAN Bangkalan tahun 1989-1991
– IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1998
– SDN Bandung Bangkalan tahun 1980-1986
– SMPN Konang Bangkalan tahun 1986-1989
– MAN Bangkalan tahun 1989-1991
– IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1998
Sumber : sidomi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar