Pertengahan tahun lalu, Indonesia memesan 6 unit sistem pertahanan udara
Oerlikon Skyshield buatan Rheinmetall Air Defence, Swiss. Kepala Badan
Sarana Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis tahun lalu mengatakan
bahwa Kemenhan telah memesan 6 unit Oerlikon Skyshield dan sudah dalam
proses produksi.
Total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakuisisi 6 unit alutsista Swiss tersebut sebesar USD 202 juta atau per unitnya sekitar USD 33,6 juta. Skyshield baru akan dikirimkan ke Indonesia pada pada 2015 (4 unit) dan 2017 (2 unit). Kontrak di dalamnya termasuk juga pelatihan dan layanan logistik.
Oerlikon Skyshield merupakan sistem pertahanan udara modular, ringan, jarak pendek yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves (sekarang menjadi anak perusahaan dari Rheinmetall dari Jerman) .
Dengan teknologi canggih 35mm-nya yang sudah teruji, menempatkan Oerlikon Skyshield sebagai salah satu sistem pertahanan udara jarak pendek yang terbaik, mudah dimobilisasi, dan cocok melindungi tempat-tempat dan infrastruktur yang kritis dari ancaman serangan udara.
Sistem pertahanan udara ini terdiri dari dua Revolver Cannon 35mm dengan laju tembak 1.000 putaran per menit. Sistem kontrol tembaknya terdiri dari dua unit sensor dan pos komando yang terpisah. Skyshield juga dapat menembakkan hingga dua rudal permukaan ke udara 8-cell untuk menambah perannya sebagai anti-pesawat, selain fungsinya sebagai sistem pertahanan rudal.
Total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakuisisi 6 unit alutsista Swiss tersebut sebesar USD 202 juta atau per unitnya sekitar USD 33,6 juta. Skyshield baru akan dikirimkan ke Indonesia pada pada 2015 (4 unit) dan 2017 (2 unit). Kontrak di dalamnya termasuk juga pelatihan dan layanan logistik.
Oerlikon Skyshield merupakan sistem pertahanan udara modular, ringan, jarak pendek yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves (sekarang menjadi anak perusahaan dari Rheinmetall dari Jerman) .
Dengan teknologi canggih 35mm-nya yang sudah teruji, menempatkan Oerlikon Skyshield sebagai salah satu sistem pertahanan udara jarak pendek yang terbaik, mudah dimobilisasi, dan cocok melindungi tempat-tempat dan infrastruktur yang kritis dari ancaman serangan udara.
Sistem pertahanan udara ini terdiri dari dua Revolver Cannon 35mm dengan laju tembak 1.000 putaran per menit. Sistem kontrol tembaknya terdiri dari dua unit sensor dan pos komando yang terpisah. Skyshield juga dapat menembakkan hingga dua rudal permukaan ke udara 8-cell untuk menambah perannya sebagai anti-pesawat, selain fungsinya sebagai sistem pertahanan rudal.
Skyshield mudah dimobilisasi dengan truk dan sistem transportasi
lainnya. Sistem kontrol tembaknya menggunakan radar pencarian dan
pelacakan X-band, dan peralatan lain untuk pelacakan presisi radar/TV
dan/atau Laser/FLIR. Pos komando dapat ditempatkan hingga 500 meter
jauhnya dari unit kontrol tembak dengan menggunakan gelombang radio
terenskripsi. Sistem Skyshield juga dapat dioperasikan dengan sistem
pertahanan udara lainnya dalam satu jaringan untuk cakupan pertahanan
udara yang lebih luas, meningkatkan efektifitas, dan menambah perannya
dari pertahanan satu titik menjadi pertahanan wilayah.
Kemampuan Oerlikon Skyshield semakin mumpuni jika menggunakan amunisi
khusus buatan Rheinmetall bernama Advanced Hit Efficiency and
Destruction (AHEAD). Jika ditembakkan, peluru ini akan menyebar
membentuk perisai, sehingga tingkat presisi mencapai lebih dari 90
persen.
Rheinmetall adalah salah satu pembuat sistem pertahanan udara jarak pendek terkemuka di dunia. Memimpin dalam pengembangan dan pemasaran sistem pertahanan udara yang berbasis meriam seperti Skyshield.
Rheinmetall adalah salah satu pembuat sistem pertahanan udara jarak pendek terkemuka di dunia. Memimpin dalam pengembangan dan pemasaran sistem pertahanan udara yang berbasis meriam seperti Skyshield.
mantap... terus lanjutkan penigkatan kekuatan TNI.... Bravo... !!!
BalasHapus