Translate

Minggu, 18 Januari 2015

Rusia: penyiaran kartun Nabi Muhammad langgar hukum

Rusia: penyiaran kartun Nabi Muhammad langgar hukum
Polisi Perancis berjaga di sebelah mobil jenazah di depan pintu masuk kantor Charlie Hebdo, Paris usai terjadinya penembakan, Rabu (7/1). Pria bersenjata menyerbu kantor majalah mingguan satir yang dikenal suka mencerca Islam dan agama lain, menembak 12 orang, termasuk dua anggota polisi, dalam serangan militan terburuk di negara Perancis selama sepuluh tahun terakhir. (REUTERS/Philippe Wojazer )
 
Moskow - Pengawas media Rusia pada Jumat memperingatkan penerbit bahwa mencetak kartun Nabi Muhammad bertentangan dengan hukum dan norma etika negara itu, menyusul serangan atas "Charlie Hebdo" di Prancis.

"Penerbitan di media Rusia atas karikatur seperti itu melawan etika dan norma moral, yang berlangsung berabad-abad," kata pengamat media dan komunikasi Roskomnadzor.

"Menyebarkan karikatur tentang agama di media dapat dianggap menghina atau mempermalukan perwakilan dan kelompok agama serta dapat menghasut kebencian suku dan agama, yang termasuk pelanggaran di bawah hukum Rusia," katanya.

Penerbitan itu juga melanggar hukum media dan anti-ekstremisme Rusia, kata pengawas itu, dengaan menambahkan bahwa badan tersebut meminta media Rusia menahan diri dari penerbitan karikatur yang dapat dilihat sebagai pelanggaran.

Pengawas itu menyiarkan pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas perbantahan tentang keabsahan penerbitan karikatur menggambarkan lambang keagamaan, yang memengaruhi perasaan umat beragama.

Banyak surat kabar dan majalah di seluruh dunia mencetak ulang kartun Nabi Muhammad milik "Charlie Hebdo", yang kantornya di Paris diserang kelompok bersenjata pada 7 Januari, yang menewaskan 12 orang.

Meskipun kepemimpinan Rusia menyampaikan belasungkawa kepada Prancis dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov ikut dalam pawai kesatuan pada akhir pekan itu, pengulas pendukung Kremlin dan Muslim menuduh kartunis itu memicu serangan tersebut.

Dewan Mufti Rusia -pihak berwenang tertinggi Muslim- mengutuk serangan itu, tapi mengatakan bahwa kemungkinan dosa pemicu tidak kurang berbahaya bagi perdamaian daripada dosa yang terpicu.

Badan itu, lebih lanjut sesudah "Charlie Hebdo" menerbitkan kartun pasca-serangan dengan Nabi Muhammad di halaman depan, menyatakan bahwa itu adalah tanggapan tak dapat diterima terhadap penembakan tersebut karena orang tidak bisa menertawakan perasaan umat beriman.

Beberapa unjuk rasa direncanakan pada minggu depan oleh Muslim guna menentang kartun itu, termasuk di kota utama Chechnya, Grozny.

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan penggambar kartun Nabi Muhammad adalah orang tanpa nilai kerohanian dan moral dan mengatakan bahwa 500.000 orang akan ikut dalam unjuk rasa itu, yang dijadwalkan berlangsung pada Senin pagi.

Sementara beberapa pengunjuk rasa pendukung "Charlie Hebdo" dihukum, pengadilan Distrik Tverskoy Moskow pada Jumat menghukum Mark Galperin, pegiat lawan pemampang spanduk "Je Suis Charlie" di dekat Kremlin pada Sabtu lalu dengan delapan hari penahanan.

Pengunjukrasa lain, Vladimir Ionov (75), didenda. Keduanya dinyatakan bersalah mengadakan acara umum tanpa izin, demikian AFP.

Sumber : Antara

Paus tegaskan tak seorang pun boleh menghina keimanan orang lain

Paus tegaskan tak seorang pun boleh menghina keimanan orang lain
Paus Fransiskus menggunakan jubah oranye saat mengikuti Pertemuan Antar Pemuka Agama di Bmich, Kolombo, Sri Lanka, Selasa (13/1). (REUTERS/Stefano Rellandini)
 
Jakarta -  Paus Francis membahas insiden berdarah di kantor koran "Charlie Hebdo" dengan menegaskan bahwa tidak ada satu orang pun boleh menghina keyakinan orang lain, dengan kata lain kebebasan berbicara bukan berarti sama sekali tidak terbatas.

Paus berbicara membahas kontroversi "Charlie Hebdo" kepada jurnalis yang berada di dalam penerbangan bersamanya meninggakan Sri Lanka menuju Filipina.

Menurut Paus, sebagaimana diwartakan Time, kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi adalah hak-hak manusia yang sangat fundamental tapi semua itu bukan berarti bebas tanpa batas sama sekali.

Dengan bahasa Italia, ia menjelaskan, "Ada batasnya. Setiap agama mempunyai martabat. Saya tidak bisa mengejek agama yang menghormati kehidupan manusia dan keberadaan manusia."

Ia merinci dengan contoh keseharian, "Bila ada kawan yang berkata-kata buruk tentang ibu saya, pasti saya tinju hidungnya."

"Kita tidak boleh memprovokasi, kita tidak boleh menghina keimanan orang lain, kita tidak boleh bercanda soal iman," ujarnya.

Charlie Hebdo menjual kartun yang beberapa kali menggambarkan Nabi Muhammad dengan nada ejekan. Dalam keimanan Islam, sebagai wujud meyakini Tuhan sebagai satu-satunya yang layak disembah, sosok Nabi tidak boleh digambar.

Sumber : Antara

Singapura menolak cetak iklan "Charlie Hebdo"

Singapura menolak cetak iklan
Ilustrasi - Negeri jiran Singapura (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)

"Tidak ada kebebasan berekspresi tanpa batas. .. Hak untuk berbicara secara bebas dan sensitif harus datang bersama-sama"
Singapura - Pembaca majalah "The Economist" di Singapura akan menemukan halaman kosong dalam edisi terbaru majalah tersebut.

Halaman ini dimaksudkan untuk mempublikasikan gambar sampul terbaru majalah satir Prancis "Charlie Hebdo", tetapi percetakan lokal majalah itu menolak untuk melakukannya, kata media lokal melaporkan, Jumat.

Halaman ke-22 majalah itu melompong tak berisi apa-apa kecuali dua kata "Halaman Hilang", kata Lianhe Zaobao.

"The Economist" menjelaskan bahwa itu karena percetakan lokal mereka di Singapura menolak untuk mencetak sampul terbaru dari "Charlie Hebdo", yang menggambarkan Nabi Muhammad menumpahkan air mata dan memegang tanda bertuliskan "Je Suis Charlie" (Saya Charlie).

Printer Times, perusahaan yang mencetak majalah itu, mengatakan dalam satu pernyataan media pada Jumat bahwa "The Economist" mengatakan kepada mereka, telah memutuskan untuk menerbitkan sampul di edisi Inggris, Asia, Amerika Serikat, dan Eropa, serta meminta percetakan untuk membiarkan mereka tahu jika pihaknya prihatin atas kasus itu, harian "Strait Times" melaporkan.

"Kami berkonsultasi dan mencatat keprihatinan kami dengan The Economist. Setelah musyawarah, The Economist mengirimkan halaman pengganti bagi kita sesuai yang telah kita cetak," kata pernyataan itu.

Yaacob Ibrahim, Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura, pada hari yang sama mengatakan bahwa ia menghargai keputusan perusahaan percetakan itu.

"Tidak ada kebebasan berekspresi tanpa batas. .. Hak untuk berbicara secara bebas dan sensitif harus datang bersama-sama," kata Yaacob.

Media Development Authority (MDA) Singapura juga menyambut keputusan tersebut.

"Ini menunjukkan pemahaman industri kami dari kepekaan yang terlibat, serta rasa hormat mereka untuk keharmonisan ras dan agama di Singapura," katanya.

Muslim Timur Tengah memprotes kartun Nabi Muhammad

Amman - Para warga Muslim berpawai di kota-kota di kawasan Timur Tengah untuk menentang penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah Prancis Charlie Hebdo, sementara Qatar memperingatkan bahwa gambar itu akan "membakar kebencian".

Pawai terbesar berlangsung di Jordania, sebanyak 2.500 pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota negara, Amman, di tengah pengamanan ketat sementara demonstrasi juga berlangsung di Jerusalem timur dan Khartoum.

Kerumunan pawai, termasuk para anggota Ikhwanul Muslim dan kelompok-kelompok pemuda, mulai berjalan dari masjid Al-Husseini di Amman pusat dengan memegang spanduk-spanduk bertuliskan "menghina nabi adalah terorisme global".

Majalah baru Charlie Hebdo, yang diterbitkan pada Rabu, pada sampul depannya memuat sebuah kartun Nabi Muhammad sedang memegang tanda "Je Suis Charlie (Saya Charlie)" di bawah judul "Semuanya dimaafkan".

Terbitan itu merupakan edisi pertama majalah satire tersebut sejak para pria Islamis bersenjata membunuh 12 orang dalam serangan di kantornya di Paris pada 7 Januari.

Gambar itu telah membuat marah banyak warga Muslim karena Islam melarang Nabi Muhammad dimunculkan dalam bentuk gambar.

Qatar mengecam apa yang disebutnya sebagai kartun "yang menyinggung perasaan". Kartun itu juga diterbitkan lagi oleh sejumlah koran Eropa untuk menunjukkan solidaritas terhadap para korban dalam serangan pekan lalu.

"Aksi-aksi tercela ini tidak menarik siapapun dan hanya akan mengobarkan kebencian dan kemarahan," demikian diperingatkan kementerian luar negeri Qatar. Kementerian menggambarkan aksi-aksi seperti itu sebagai "pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan serta prinsip hidup berdampingan, toleransi, keadilan serta penghormatan di antara masyarakat."

Partai oposisi Jordania, Front Aksi Islamis, yang merupakan sayap politik cabang lokal Ikhwanul Muslim, menyebut penerbitan kartun itu sebagai "serangan terhadap kaum Muslim di seluruh dunia".

King Abdullah II, yang pada pekan lalu bergabung dengan para pemimpin dunia saat pawai solidaritas antiteror di Paris, pada Kamis mengatakan bahwa terbitan terbaru Charlie Hebdo "tidak bertanggung jawab dan sembrono", demikian AFP.
 
Sumber : Antara

Rakyat Kuwait kecam kartun Charlie Hebdo

Rakyat Kuwait kecam kartun Charlie Hebdo
Kartunis Charlie Hebdo, Martin Rowson, terlihat di pantulan cermin di rumahnya di London selatan, Inggris (REUTERS/Stefan Wermuth)
 
Kuwait - Puluhan warga Kuwait, Kamis, berunjuk rasa di luar gedung Kedutaan Besar Prancis untuk mengecam penerbitan kembali kartun Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis Charlie Hebdo.

Pengunjuk rasa membawa spanduk berisi kalimat dalam bahasa Arab, Prancis dan Inggris, yang mengutuk majalah tersebut. Pekan lalu, Charlie Hebdo menjadi sasaran serangan mematikan.

Puluhan anggota pasukan keamanan berjaga-jaga di sekitar Kedutaan Besar itu yang terletak tidak jauh dari ibukota Kuwait City dan mencegah pengunjuk rasa mendekati gedung.

Para pengunjuk rasa kemudian membubarkan diri dengan damai.

Pemerintah Kuwait sendiri mengutuk kerasa serangan teroris pada majalah Prancis itu dan mengucapkan bela sungkawa untuk keluarga korban.

Terbitan terbaru Charlie Hebdo menampilkan kartun Nabi sambil ditulisi "Saya Charlie" dibawah judul "Semua diampuni", demikian AFP.

Sumber : Antara

Din Syamsuddin himbau umat Islam tidak terprovokasi

Din Syamsuddin himbau umat Islam tidak terprovokasi
Prof Dr.H.M. Din Syamsuddin (ANTARA FOTO/R.Sukemdi)
 
Jakarta - Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menghimbau seluruh umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia, untuk tidak terprovokasi untuk bereaksi berlebihan terkait diterbitkannya kembali tabloid Charlie Hebdo.

"Bagi umat Islam, saya pikir reaksi terhadap penghinaan pada lambang-lambang Islam, Alquran dan Nabi Muhammad SAW, dalam bentuk kartun, film, dan sebagainya, tidak perlu ditanggapi dengan ekspresi yang berlebihan karena itu tidak menyelesaikan masalah," kata Din di Jakarta, Kamis.

"Terlebih lagi, Nabi kami tidak akan berkurang keagungan, kemuliaan dan keluhurannya karena penghinaan itu," lanjut dia.

Ditemui di sela-sela diskusi "Kekerasan Charlie Hebdo: Antara Kebebasan Pers dan Toleransi Kehidupan Umat Beragama" di Pusat Dialog dan Kerja Sama di antara Peradaban (CDCC) di Menteng, Jakarta, Kamis sore, Din menjelaskan ekspresi yang berlebihan akan memunculkan aksi-reaksi dan Islamofobia-Westernfobia yang hanya akan mengacaukan dunia.

"Bukan berarti kita diam, tapi harus ada cara yang cerdas dan taktis untuk menghadapinya karena kelompok itu (penghina Islam melalu kartun dan film) tidak cerdas, ceroboh dan bodoh, jadi jangan ditanggapi dengan jalan yang sama," kata dia.

Din menegaskan secara pribadi maupun sebagai ketua umum dari Muhammdiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dirinya mengecam segala bentuk kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa 12 orang seperti yang terjadi dalam kasus media Charlie Hebdo, karena sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Namun, Din juga mengecam tindakan penghinaan dan pelecehan yang dilakukan Charlie Hebdo yang atas dasar apapun telah menyinggung lambang agama dan pemeluk agama tertentu, dan dalam hal ini adalah agama Islam.

"Figur Nabi Muhammad itu sangat agung. Tidak bisa dibenarkan bahwa mereka melakukan itu atas freedom of speech (kebebasan berbicara), freedom of expression (kebebasan berekspresi) karena penghinaan itu nyata dan termasuk kekerasan verbal," kata dia.

Oleh karena itu, Din menyerukan kepada pemimpin-pemimpin dan semua warga dunia yang cinta damai untuk bersatu dan mencari solusi terbaik dalam menafsirkan kebebasan.

"Kita tidak pernah serius membahas soal itu (kebebasan), dan generalisasi pada kebebasan sangat berbahaya. Karena itu harus ada upaya konsepsional untuk mengatasi masalah itu," kata dia.
 
Sumber : Antara

Pemerintah Iran Kecam Edisi Terbaru "Charlie Hebdo"

BORIS HORVAT / AFP Sebuah toko surat kabar di Paris, Perancis memasang pengumuman yang menginformasikan majalah Charlie Hebdo edisi terbaru telah habis terjual. Meski sampul edisi terbarunya kembali menuai kontroversi, edisi perdana Charlie Hebdo pasca-penyerangan yang dicetak sebanyak 3 juta eksemplar laris manis di berbagai kota di Perancis.

TEHERAN - Pemerintah Iran, Rabu (14/1/2015), mengecam majalah satir Perancis Charlie Hebdo yang kembali menampilkan kartun Nabi Muhammad di edisi terbarunya.

Pemerintah Iran mengatakan penggunaan kembali kartun Nabi Muhammad merupakan sebuah penghinaan dan sebuah langkah provokatif.

"Sampul majalah (Charlie Hebdo) memicu emosi dan menyakiti perasaan umat Muslim di seluruh dunia serta bisa memicu lingkaran setan ekstremisme," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham.

Pemerintah Iran sendiri mengecam serangan maut ke kantor majalah Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang pekan lalu. Afkham menambahkan serangan semacam itu sama sekali tidak mewakili Islam dan bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Namun, Afkham melanjutkan, kembali digunakannya kembali kartun Nabi Muhammad sebagai sampul majalah itu justru merupakan penghinaan terhadap kebebasan berbicara yang dijunjung tinggi negara-negara Barat.

"Publikasi semacam itu tak bisa diterima dan pelecehan seperti itu seharusnya dicegah. Menghormati keyakinan dan nilai-nilai pemeluk agama-agama Ilahi merupakan sebuah prinsip utama," ujar Afkham.

Edisi terbaru Charlie Hebdo kembali menuai kontroversi setelah menampilkan kartun Nabi Muhammad memegang spanduk bertuliskan "Je Suis Charlie".

Meski menuai kontroversi, edisi terbaru Charlie Hebdo yang dicetak sebanyak tiga juta eksemplar laris diserbu warga di sebagian besar kota di Perancis.

Sumber : Antara

Qatar ingatkan kartun Nabi sulut kebencian

Qatar ingatkan kartun Nabi sulut kebencian
Polisi Perancis berjaga di sebelah mobil jenazah di depan pintu masuk kantor Charlie Hebdo, Paris (REUTERS/Philippe Wojazer)
"Tidak ada satu pun orang waras yang bersedia menerima hasutan fitnah yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi"
Doha - Qatar mengingatkan bahwa menerbitkan kartun Nabi Muhammad akan memicu kebencian dan kemarahan, sementara sebuah lembaga utama muslim menyerukan demonstrasi damai menentang mingguan Prancis Charlie Hebdo.

"Qatar mengutuk penerbitan lagi gambar ofensif Nabi Muhammad oleh majalah satir Prancis Charlie Hebdo dan pers Eropa lainnya," kata kementerian luar negeri Qatar seperti dikutip AFP.

"Kebebasan berbicara bukan berarti menghina orang lain, menyakiti perasaan orang lain, dan mengolok-olok keyakinan dan junjungan keagamaan orang lain," sambung Kemenlu Qatar seperti disiarkan kantor berita QNA.

"Tindakan tercela ini bukan untuk siapa-siapa dan hanya akan memicu kebencian dan kemarahan," kata Qatar seraya menggambarkan tindakan itu sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai manusia mengenai koeksistensi damai, toleransi, keadilan dan saling menghormati sesama.

Qatar mendesak media Barat untuk menghormati orang lain dan keyakinan mereka dan tidak memicu ketidaktoleranan dan ekstremisme, dan menegakkan nilai-nilai yang dibangun peradaban Barat.

Sementara itu Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional yang berbasis di Qatar yang diketuai ulama berpengaruh Yusuf al-Qaradawi, mengkritik bungkamnya dunia terhadap penghinaan agama yang disebutnya memalukan dan tak bisa dibenarkan.

Lembaga ini mengingatkan konsekuensi berat jika terus menghina Islam, Alquran dan Rasulullah.

"Tidak ada satu pun orang waras yang bersedia menerima hasutan fitnah yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi," kata lembaga itu seperti dikutip AFP.

Lembaga ini mendesak demonstrasi damai melawan penghinaan terhadap Nabi Muhammad dan menyeru semua pemerintah negara muslim untuk campur tangan dan menuntut hukum internasional lewat PBB ditegakkan kepada mereka yang mengkriminalisasi agama dan nabi.

Pemerintah Qatar dan lembaga pimpinan Qaradawi itu juga mengutuk serangan maut ke Charlie Hebdo pekan lalu, demikian AFP.

Sumber : antara

Minggu, 11 Januari 2015

Al Qaida Yaman ancam Prancis dengan serangan baru

Al Qaida Yaman ancam Prancis dengan serangan baru
ilustrasi Mobil polisi yang juga menjadi target serangan di kantor majalah "Charlie Hebdo", Paris, Prancis. (www.twitter.com/@julienrbcc)
 
 
Washington - Seorang pejabat tinggi Syariah Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) mengancam Prancis dengan serangan-serangan baru setelah orang-orang di majalah satir Charlie Hebdo dan di supermarket Yahudi, kata kelompok pemantau SITE Jumat.

"Lebih baik bagi Anda untuk menghentikan agresi Anda melawan kaum Muslimin, sehingga mungkin Anda akan hidup dengan aman. Jika Anda menolak, tetapi mengajak berperang, kami menunggu dengan senang," kata Harith al-Nadhari dikutip mengatakan dalam satu video.

Dia mengklaim bertanggung jawab atas tiga hari pertumpahan darah di Prancis yang menewaskan 17 orang.

Tetapi salah satu tersangka dalam serangan Charlie Hebdo belajar di Yaman, di mana ia menghadiri kamp pelatihan Al-Qaida, kata sumber keamanan Yaman dan seorang teman sekelasnya.

"Beberapa anak-anak Prancis tidak menghormati para nabi Allah, sehingga kelompok dari kalangan tentara percaya Allah berbaris kepada mereka, maka mereka diajarkan untuk menghormati dan batasan kebebasan berekspresi," kata pejabat AQAP.

Pasukan elit Prancis menyerbu dua lokasi sandera Jumat, membunuh dua bersaudara di balik pembantaian majalah satir Charlie Hebdo dan dalam serangan terakhir yang juga merenggut nyawa empat sandera di supermarket pusat kota, demikian AFP.

Sumber :
ANTARA News

Al Quran tidak pernah ketinggalan jaman

Al Quran tidak pernah ketinggalan jaman
Pekerja menyungging Al Quran dari lempengan tembaga di Sentra kerajinan Tembaga, Tumang, Boyolali, Jateng, Rabu (13/2). Kerajinan yang dijual seharga Rp 50 Juta perset itu guna memenuhi permintaan ke sejumlah negara, di antaranya Malaysia dan Jepang. (FOTO ANTARA/Akbar N Gumay)

" mempelajari Al Quran. Kandungan Al Quran tidak ketinggalan zaman sepanjang jaman "
Banjarbaru, Kalimantan Selatan - Menteri Agama, Suryadharma Ali, menyatakan, kandungan Al Quran tetap aktual sepanjang zaman meski di era teknologi dewasa ini melahirkan banyak orang pintar, tetapi mereka tetap mempelajari kitab suci itu.

"Jangan ragu mempelajari Al Quran. Kandungan Al Quran tidak ketinggalan zaman sepanjang jaman," kata Ali, di hadapan pengajian Ulumul Quran pimpinan Wildan Saman, Banjarbaru, Kalsel, Sabtu siang.

Ali mengingatkan pula, agar umat Islam menghindari keraguan dalam mempelajari kandungan Al Quran.

Ali bercerita, ketika Nabi Muhammad SAW, rasulullah melakukan perjalanan Isra Mi'raj, banyak umatnya tak percaya. Hanya orang yang beriman sajalah saat itu yang mempercayai adanya Isro Miroj.

Namun dewasa ini orang makin percaya peristiwa Isra Mi'raj. Umat Islam sekarang pun percaya perjalanan nabi itu. "Mereka yakin peristiwa itu memang ada," katanya.

Kenapa mereka bisa mempercayai semua itu. Menurut dia, karena mereka mempelajari dan memahaminya dengan didukung ilmu pengetahuan. 


Para ilmuan bisa menjelaskan perjalanan itu karena punya pengetahuan. Ilmuan juga terus menerus menggali kandungan isi Al Quran karena isinya tetap aktual sepanjang zaman.

Ia menjelaskan, Allah SWT sebagai pencita jagad raya tak pernah ngantuk dan tidur. Berbeda dengan ciptaan-Nya seperti manusia.

Sumber :
ANTARA News

Koran Australia terbitkan kartun Nabi

Koran Australia terbitkan kartun Nabi
Gambar Said Kouachi, diperkirakan bersenjata dan berbahaya, dan dicari dalam penyelidikan penembakan di kantor majalah satir mingguan berbasis di Paris Charlie Hebdo kemarin. (REUTERS/Paris Prefecture de Police/Handout via Reuters)
 
 
Sydney - Sebuah surat kabar Australia hari ini menerbitkan kartun Nabi Muhammad sedang berdebat dengan Nabi Isa AS sebagai bagian dari dukungan koran itu untuk kebebasan berbicara menyusul serangan maut ke sebuah mingguan satir Prancis, lapor AFP.

Dua belas orang tewas dalam serangan Rabu lalu oleh para ekstremis terhadap kantor pusat mingguan Charlie Hebdo di Paris, yang memicu para kartunis seluruh dunia bergerak dalam solidaritas dengan para koleganya dari Prancis.

Koran The Weekend Australian menerbitkan kartun karya Bill Leak berjudul "Mari kita berdoa" di tengah kartun Nabi Isa AS dan Nabi Muhammad.

Pada editorialnya, The Weekend Australian menyeru dunia Barat untuk tidak boleh menunjukkan kelemahannya dalam mempertahankan nilai inti mereka atau mundur dari memperjuangkan kebebasan berbicara.

"Disengaja atau tidak, salah satu aspek paling merusak dari kejahatan ini adalah menghantam peradaban kita di tempat terbentuknya Tumit Achilles kita, yakni kegemaran lentur dan berkembang kita pada kebenaran politik," tulis koran Australia ini.

"Dalam tahun-tahun belakangan ini, di depan angkara tiada henti, masyarakat majemuk, demokratis dan bebas kita perlahan-lahan dibentuk dari kebebasan berpendapat kita," sambung koran itu.

Dalam pojok opininya Jumat kemarin, Bill Leak mengatakan dengan menyasar majalah humor maka para ekstremis sengaja memilih simbol kebebasan berbicara yang menjadi fondasi kuat peradaban Barat.

"Selera humor yang baik adalah salah satu dari karakteristik kuat manusia beradab yang berkembang baik. Ketidakhadiran humor adalah salah satu karakter utama barbarisme," kata dia seperti dikutip AFP.

Sumber : ANTARA News

Koran Denmark katakan takkan cetak kartun Nabi

Kopenhagen - Suratkabar Denmark "Jyllands-Posten", yang membuat marah umat Islam dengan menerbitkan kartun Nabi Muhammad 10 tahun lalu, tidak akan menerbit-ulangkan kartun "Charlie Hebdo" karena masalah keamanan, satu-satunya koran utama Denmark tidak melakukannya.

"Itu menunjukkan bahwa kekerasan berhasil," kata suratkabar tersebut dalam tajuknya pada Jumat.

Suratkabar utama lain di Denmark menerbit-ulangkan kartun dari mingguan satir Prancis itu sebagai bagian dari liputan serangan menewaskan 12 orang di Paris pada Rabu tersebut.

Banyak suratkabar lain di Eropa juga menerbit-ulangkan kartun "Charlie Hebdo" untuk mengecam pembunuhan tersebut.

Ketika "Jyllands-Posten" menerbitkan 12 kartun berbagai seniman pada September 2005, sebagian besar menggambarkan Nabi Mohammad, gelombang unjukrasa terjadi di seluruh dunia Muslim, tempat sedikit-dikitnya 50 orang tewas.

"Kami hidup dengan ketakutan akan serangan teroris selama sembilan tahun, dan ya, itu penjelasan mengapa kami tidak mencetak ulang kartun tersebut, apakah buatan kami atau milik Charlie Hebdo," kata "Jyllands-Posten", "Kami juga menyadari bahwa oleh karena itu, kami tunduk pada kekerasan dan tekanan."

"Jyllands-Posten" memutuskan memperketat tingkat keamanan sesudah serangan Paris tersebut.

"Perhatian pada keselamatan karyawan kami adalah yang terpenting," katanya dalam tajuk pada Jumat.

Sebelumnya, sebagian besar terbitan terkemuka berita Amerika Serikat menolak menunjukkan kartun bermasalah Nabi Muhammad pada Rabu sesudah tersangka kelompok keras di Paris menewaskan 12 orang di kantor majalah satir Prancis "Charlie Hebdo".

Sumber berita berjaringan "Daily Beast" dan "Slate" menerbitkan kartun itu, tapi terbitan utama Amerika Serikat, termasuk "New York Times", "Wall Street Journal", Reuters dan Associated Press, tidak.

Beberapa menyatakan pedoman mereka menyerukan penghindaran atas penerbitan gambar atau bahan lain, yang bertujuan menyinggung kepekaan keagamaan.

"Setelah pertimbangan cermat, redaktur "Times" memutuskan bahwa menggambarkan kartun tersebut akan memberikan pembaca keterangan cukup untuk memahami berita hari ini," kata wanita juru bicara Perusahaan New York Times Danielle Rhoades Ha melalui E-mail.

Bill Marimow, redaktur "Philadelphia Inquirer", mengatakan kepada Reuters, "Kami tidak akan menurunkan kartun itu dalam keadaan apa pun. Pemikiran itu cuma menghina puluhjutaan Muslim daripada menjelaskan sesuatu dalam kata."

Associated Press memiliki kebijakan sejak lama menahan diri dari menggunakan gambar memicu, kata juru bicara Paul Colford kepada Reuters.

"Charlie Hebdo" (Mingguan Charlie) terkenal bermasalah dengan serangan satiris tentang pemimpin politik dan agama dari semua agama dan menerbitkan banyak kartun mengejek Nabi Muhammad.
 
Sumber :  ANTARA News

Teroris Paris : Kami tidak membunuh perempuan

Wartawan lepas Perancis, Sigolene Vinson, menyaksikan langsung serangan keji yang terjadi di kantor majalah satire Charlie Hebdo, Rabu (7/1/2015). Ketika itu, dia pun berpikir riwayatnya akan segera tamat.
Wartawan lepas Perancis, Sigolene Vinson
Wartawan lepas Perancis, Sigolene Vinson
Vinson datang pada pagi itu untuk ikut rapat redaksi, ketika dua orang dengan pakaian komando warna hitam dan berpenutup wajah, sambil menenteng senapan serbu AK-47, menerjang pintu lalu membunuh orang-orang di sekitar meja. Vinson menjatuhkan diri ke lantai dan merangkak menyusuri lorong untuk bersembunyi di balik partisi. Namun, salah satu dari dua orang bersenjata itu melihat dirinya dan meraih lengannya, lalu menodongkan senjata ke kepala perempuan itu.

Alih-alih menarik pelatuk, teroris itu kemudian berkata, "Saya tidak akan membunuhmu karena kamu seorang perempuan. Kami tidak membunuh perempuan."
Pria bersenjata itu kemudian meninggalkannya sembari memberi peringatan, "Kamu harus memeluk Islam, bacalah Al Quran dan tutup tubuhmu," kenang Vinson atas kejadian itu. Setelah itu, dia menambahkan, teroris tersebut berseru, "Allahu akbar, Allahu akbar!"

Tanpa diketahui Vinson, beberapa menit sebelumnya, seorang rekan perempuan yang lain, yaitu kartunis Corinne Rey, mengalami pertemuan serupa dengan orang-orang bersenjata yang menewaskan 12 orang itu, termasuk Stephane Charbonnier, editor majalah satire tersebut. Rey baru saja menjemput putrinya dari tempat penitipan anak dan sedang menekan kode keamanan di pintu untuk memasuki gedung ketika dua orang itu menarik dirinya dan dengan brutal memaksa perempuan itu membukakan pintu.

Mereka tidak menembak Rey. Kedua teroris itu justru mengarahkan senjata ke penjaga keamanan Frederic Boisseau yang duduk di meja penyambutan tamu. Rey pun terhindar dari kematian. Kedua orang itu mengatakan bahwa mereka tidak akan menembak seorang perempuan.

"Itu berlangsung sekitar lima menit," kata Rey, yang terguncang dan takut. "Mereka berbicara bahasa Perancis dengan fasih dan mengaku berasal dari Al Qaeda."

Laporan-laporan tentang serangan di kantor Charlie Hebdo itu, yang telah mengejutkan Perancis dan telah menyedot dukungan kuat bagi media yang bebas di seluruh dunia, datang saat berbagai rincian tentang pembantaian itu muncul.

Laurent Leger, seorang wartawan lain yang hadir saat serangan itu, juga mengingat bagaimana para teroris menyisir ruangan untuk mencari target, tetapi melewatkan dirinya. "Saya hanya punya waktu untuk menyembunyikan diri di bawah sebuah meja kecil di sebuah celah sempit. Saya meringkuk di sana dan melihat rekan-rekan saya tergeletak di lantai," katanya kepada media Perancis.


"Saya beruntung bahwa ruangan itu begitu kecil sehingga pria bersenjata tersebut tidak bisa dengan mudah berjalan di sekitar meja untuk melihat ke sisi belakangnya. Ada keheningan yang panjang, kemudian saya mendengar dia melangkah pergi. Saat dia pergi, saya mendengar dia mengatakan kepada seorang perempuan di newsroom, "Kami tidak ingin membunuh perempuan." Dia kemudian berbincang sebentar dengan seorang pria lain dan saat itulah saya menyadari bahwa mereka berdua."

Pencarian terhadap dua tersangka serangan itu, yaitu dua bersaudara Cherif Kouachi dan Said Kouachi, terus berlangsung di utara Paris. Cherif Kouachi, 32 tahun, pernah ditahan tahun 2005 ketika dia hendak meninggalkan Perancis menuju Suriah. Di Suriah, dia ingin mendapatkan latihan tempur guna melawan Amerika terkait keterlibatan Amerika dalam invasi Irak tahun 2003.

Belakangan ini, dia tinggal bersama tersangka lainnya, yaitu saudaranya sendiri Said, 34 tahun, di rumah seorang mualaf di Paris, di mana dia kadang-kadang melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil, seperti menjadi pengantar pizza dan sebagai pelayan toko.

Belum diketahui apakah kedua tersangka pernah berada di luar Perancis untuk bergabung dengan jaringan militan. Namun, yang pasti, kedua tersangka itu terlatih dalam penggunaan taktik komando dan senjata api, dan bahwa mereka menyiapkan dengan rinci misinya untuk menyerang kantor Charlie Hebdo itu. (Kompas)